Friday, July 3, 2015

Apa Rencana Cadanganmu?

Pernahkah anda berada di dalam sebuah situasi yang “Sangat Yakin” dan “Percaya Diri” dengan keberhasilan misi anda. Situasi dimana segala sesuatunya sangat meyakinkan, ketika semua yang direncanakan dengan matang menjanjikan mulusnya pelaksanaan misi anda. Intinya, apa yang sudah anda rencanakan, sangat potensial menjadi sebuah keberhasilan. Dalam keadaan demikian, kita perlu mengimbangi ‘rasa percaya’ diri yang begitu kuat mendominasi, kita memerlukan rencana-rencana lain, jika saja apa yang kita yakini meleset dari yang diharapkan.  

Ada beberapa situasi yang saya lihat berpengaruh terhadap munculnya rencana cadangan ini. Pertama, rencana cadangan penting untuk dimiliki ketika faktor-faktor yang menentukan keberhasilan misi kita, sangat tergantung pada kekuatan yang bersumber pada diri kita. Misalnya, kita merencanakan akan melakukan wisata ke tempat yang sudah pernah kita kunjungi sebelumnya. Disini, rencana cadangan tetaplah penting, khususnya terkait hal-hal yang bisa mengganggu jalannya rencana berwisata. Potensi yang menggangu kesuksesan tidak saja terkait tantangan selama di dalam perjalanan, namun juga kemungkinan-kemungkinan harus merubah tujuan tempat wisata karena sesuatu dan lain hal.   

Kedua, rencana cadangan menjadi sangat penting ketika kita faktor kesuksesan misi kita ‘bergantung’ kepada keberhasilan ‘orang lain’ dalam mengemban misinya. Walaupun kita meyakini, bahwa orang yang menjadi ‘gantungan harapan’ kita ini akan memberikan hasil seperti yang diharapkan, namun apapun bisa terjadi, dan karenanya rencana cadangan sangatlah penting untuk kita siapkan dan miliki.

Misalnya, kita akan melakukan wisata ke tempat yang belum pernah kita kunjungi. Untuk kepentingan ini, kita meminta orang lain menjadi ‘pemandu’. Dalam keadaan demikian, ketika kita hanya menggantungkan kepada sang pemandu untuk bisa membawa kita ke lokasi wisata, maka sama saja kita sedang ‘menyerahkan’ kesuksesan misi kita kepada pemandu tersebut. Padahal, apapun bisa terjadi, seperti, tiba-tiba menjelang keberangkatan si pemandu jatuh sakit, dan tidak membantu kita memandu menuju tempat yang ingin kita kunjungi. Atau  di tengah perjalanan, pemandu kita harus pulang ke rumah, karena ada alasan keluarga yang memerlukan kehadiran dia, dan banyak lagi kemungkinan yang bisa terjadi.

Lantas, apa yang idealnya kita miliki dalam menyiapkan rencana cadangan? Jika menyangkut yang pertama, meng-update/up-grade pengetahuan kita atas tempat wisata yang pernah kita kunjungi sangatlah penting. Bisa juga terkait perkembangan dan perubahan yang ada. Jika menyangkut yang kedua, kita dituntut untuk memiliki dasar-dasar pengetahuan akan hal-hal yang kita ‘gantungkan’ kepada si pemandu. Mulai dari pengetahuan tentang tempat wisata tersebut, bagaimana mencapai lokasi wisata, siapa saja yang bisa dimintai pertolongan di dalam perjalanan, apa yang perlu mendapat perhatian khusus, dan masih banyak lagi.  

Jika kita bandingkan 2 hal diatas, tentunya persiapan cadangan kita akan lebih berat pada kasus yang kedua dibandingkan yang pertama. Dimana kita menuju sebuah situasi dan keadaan yang kita sendiri tidak memiliki pengalaman sebelumnya. Sebuah perjalanan menuju ruang ‘unknown’—tidak diketahui,  yang akan menjadi ‘known’—diketahui, ketika kita bisa sampai dan mengalaminya nanti.

Bagi sebagian orang, perjalanan menuju ‘unknown’ ini merupakan perjalanan yang mendebarkan dan sekaligus mengasyikkan. Baginya, bergantung pada orang lain dalam hal-hal tertentu memang tak bisa dihindari. Namun, bukan kemudian ‘ketergantungan’ yang ada tidak diimbangi dengan persiapan-persiapan pengetahuan dan mental yang cukup, sehingga akan selalu siap dan bisa memahami jika tiba-tiba membutuhkan ‘rencana cadangan’, dan atau harus memulai dari awal lagi.

Mereka meyakini, walaupun tidak mengetahui bagaimana ‘akhir’ dari perjalanannya, namun mereka selalu yakin ‘ada hal yang bisa dicapai’ dari proses yang ia jalani. Apapun akhir cerita perjalanannya adalah hasil terbaik yang dihasilkan.


Memiliki perencanaan matang beserta cadangannya, memang tidak memberikan jaminan apapun sebuah keberhasilan. Namun, tanpa memilikinya, meskipun menjanjikan petualangan hidup yang mendebarkan dan mengasyikkan, saya kira lebih tidak menjamin apapun. #gusrowi

No comments:

Post a Comment