Pernahkah anda berada di dalam sebuah situasi yang “Sangat Yakin” dan “Percaya
Diri” dengan keberhasilan misi anda. Situasi dimana segala sesuatunya sangat
meyakinkan, ketika semua yang direncanakan dengan matang menjanjikan mulusnya
pelaksanaan misi anda. Intinya, apa yang sudah anda rencanakan, sangat
potensial menjadi sebuah keberhasilan. Dalam keadaan demikian, kita perlu mengimbangi
‘rasa percaya’ diri yang begitu kuat mendominasi, kita memerlukan rencana-rencana
lain, jika saja apa yang kita yakini meleset dari yang diharapkan.
Ada beberapa situasi yang saya lihat berpengaruh terhadap munculnya rencana
cadangan ini. Pertama, rencana
cadangan penting untuk dimiliki
ketika faktor-faktor yang menentukan keberhasilan misi kita, sangat tergantung
pada kekuatan yang bersumber pada diri kita. Misalnya, kita merencanakan akan melakukan
wisata ke tempat yang sudah pernah kita kunjungi sebelumnya. Disini, rencana
cadangan tetaplah penting, khususnya terkait hal-hal yang bisa mengganggu
jalannya rencana berwisata. Potensi yang menggangu kesuksesan tidak saja
terkait tantangan selama di dalam perjalanan, namun juga
kemungkinan-kemungkinan harus merubah tujuan tempat wisata karena sesuatu dan
lain hal.
Kedua, rencana cadangan
menjadi sangat penting ketika kita faktor
kesuksesan misi kita ‘bergantung’ kepada keberhasilan ‘orang lain’ dalam
mengemban misinya. Walaupun kita meyakini, bahwa orang yang menjadi ‘gantungan
harapan’ kita ini akan memberikan hasil seperti yang diharapkan, namun apapun
bisa terjadi, dan karenanya rencana cadangan sangatlah penting untuk kita siapkan
dan miliki.
Misalnya, kita akan melakukan wisata ke tempat yang belum pernah kita
kunjungi. Untuk kepentingan ini, kita meminta orang lain menjadi ‘pemandu’.
Dalam keadaan demikian, ketika kita hanya menggantungkan kepada sang pemandu untuk
bisa membawa kita ke lokasi wisata, maka sama saja kita sedang ‘menyerahkan’
kesuksesan misi kita kepada pemandu tersebut. Padahal, apapun bisa terjadi,
seperti, tiba-tiba menjelang keberangkatan si pemandu jatuh sakit, dan tidak
membantu kita memandu menuju tempat yang ingin kita kunjungi. Atau di tengah perjalanan, pemandu kita harus
pulang ke rumah, karena ada alasan keluarga yang memerlukan kehadiran dia, dan
banyak lagi kemungkinan yang bisa terjadi.
Lantas, apa yang idealnya kita miliki dalam menyiapkan rencana cadangan?
Jika menyangkut yang pertama, meng-update/up-grade pengetahuan kita atas
tempat wisata yang pernah kita kunjungi sangatlah penting. Bisa juga terkait perkembangan
dan perubahan yang ada. Jika menyangkut yang kedua, kita dituntut untuk memiliki dasar-dasar pengetahuan akan hal-hal
yang kita ‘gantungkan’ kepada si pemandu. Mulai dari pengetahuan tentang tempat
wisata tersebut, bagaimana mencapai lokasi wisata, siapa saja yang bisa
dimintai pertolongan di dalam perjalanan, apa yang perlu mendapat perhatian
khusus, dan masih banyak lagi.
Jika kita bandingkan 2 hal diatas, tentunya persiapan cadangan kita
akan lebih berat pada kasus yang kedua dibandingkan yang pertama. Dimana kita
menuju sebuah situasi dan keadaan yang kita sendiri tidak memiliki pengalaman
sebelumnya. Sebuah perjalanan menuju ruang ‘unknown’—tidak diketahui, yang akan
menjadi ‘known’—diketahui, ketika
kita bisa sampai dan mengalaminya nanti.
Bagi sebagian orang, perjalanan menuju ‘unknown’ ini merupakan
perjalanan yang mendebarkan dan sekaligus mengasyikkan. Baginya, bergantung
pada orang lain dalam hal-hal tertentu memang tak bisa dihindari. Namun, bukan
kemudian ‘ketergantungan’ yang ada tidak diimbangi dengan persiapan-persiapan pengetahuan
dan mental yang cukup, sehingga akan selalu siap dan bisa memahami jika
tiba-tiba membutuhkan ‘rencana cadangan’, dan atau harus memulai dari awal
lagi.
Mereka meyakini, walaupun tidak mengetahui bagaimana ‘akhir’ dari perjalanannya,
namun mereka selalu yakin ‘ada hal yang bisa dicapai’ dari proses yang ia
jalani. Apapun akhir cerita perjalanannya adalah hasil terbaik yang dihasilkan.
Memiliki perencanaan matang beserta cadangannya, memang tidak memberikan
jaminan apapun sebuah keberhasilan. Namun, tanpa memilikinya, meskipun
menjanjikan petualangan hidup yang mendebarkan dan mengasyikkan, saya kira
lebih tidak menjamin apapun. #gusrowi
No comments:
Post a Comment