Saturday, May 2, 2015

“Refleksi atas Penasaran-ku”

Sahabat, 
Dibawah ini adalah beberapa pikiran yang saya tuangkan ke dalam beberapa status di akun Facebook saya: Agus Hadi Nahrowi. Kali ini, tentang beberapa rasa penasaran saya atas beberapa peristiwa, kejadian, dan fenomena yang saya lihat, amati dan rasakan.  

“Hanya Karena...”
"Hanya karena kita merasa lebih tahu dari orang lain, bukan berarti kita lebih pinter kan?, hanya karena kita merasa lebih keren di banding orang lain, bukan berarti kita lebih terhormat bukan? Dan hanya karena kita menjadi bagian dari mayoritas, bukan juga berarti kita lebih baik di banding mereka yang minoritas. Jika kepongahan karena merasa lebih tahu, lebih keren, dan menjadi bagian dari mayoritas terus dipelihara, sama saja kita sedang mengkucilkan diri kita dan alergi dengan kenyataan perubahan yang terjadi di sekitar kita. Menurut anda? (14 Januari 2015)

“Menjadi Bijak”
Banyak yang bilang jika untuk menjadi seorang yang bijak itu tidaklah mudah. Pengalaman hidup yang melimpah tidak menjamin seseorang bisa berperilaku bijak. Sebaliknya, tanpa pengalaman hidup yang cukup, seseorang bisa pula tampil bijak.

Mungkinkah "menjadi bijak" adalah sebuah pilihan? Setiap orang diyakini mempunyai potensi "bijak" di dalam dirinya, tapi tak sedikit yang tidak menyadarinya. Jika menjadi bijak adalah sebuah pilihan, lantas mengapa banyak yang memilih cara-cara tak bijak dalam menjalani hidup ini?

Mungkin karena bijak masuk kategori "nilai" yang tak ada standarisasinya, sehingga sulit untuk diklasifikasikan secara hitam-putih. Namun, tekad untuk selalu memilih cara-cara yang bijak, tentunya tak ada ruginya untuk dijalani. (4 Februari 2015)

“Menikmati Bahagia”
Pernahkah anda merasa ada yang salah dengan cara anda menikmati kebahagiaan? Bahagia karena orang lain menderita; bahagia karena orang lain lebih tidak seberuntung kita; bahagia karena berhasil mengalahkan orang lain; ataupun bahagia karena bisa melakukan balas dendam. Kiranya, kebahagiaan pun memiliki berbagai sumber, dan penyalurannya juga menemukan bentuknya yang beragam. Saya sih memilih, bahagia yang personal sifatnya, namun yang sebisa mungkin tidak merugikan orang lain, siapapun itu. Anda? (15 Maret 2015)

“Cintaaa”
Kali ini tentang "cinta". Kata yang mudah diucapkan, namun sulit dijelaskan. Hampir tidak ada yang tersisa pembahasan tentangnya. Semua sisi dari kata ini habis dikupas. Tapi, selalu saja muncul sisi "tak terduga", sehingga selalu menarik siapapun untuk mendiskusikannya. Seperti cerita "cinta" teman saya pada pekerjaannya. Saking cintanya, ia sendiri tidak bisa menjelaskan apa alasannya. Ia hanya berpikir untuk "move on" jika "pekerjaan"nya tidak lagi mencintainya. Cintaaa...cinta, peran apa lagi yang kamu mainkan?  (19 April 2015)

“Sesat Pikir”
Pelajaran hari ini tentang "sesat pikir", yang pengertian sederhananya dimaknai sebagai proses berpikir yang tidak didasarkan kepada sumber data, dalil, informasi yang valid dan akurat. Akibatnya, ia menghasilkan pola pikir yang salah dan bisa menyesatkan.

Disadari atau tidak, kita terkadang juga mengalami ini. Baik menjadi orang yang "bersesat pikir" ataupun "korban" dari pemikiran yang salah dan menyesatkan. Memang sulit untuk menjustifikasi apakah kita telah "sesat pikir" ataukah sebagai "korban". Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah "menguji" apa yang kita "yakini" di dalam pikiran kita dengan cara mendiskusikannya dan meminta feedback dan pandangan dari orang lain. Tentu saja dengan diiringi pikiran terbuka menghadapi perbedaan pandangan. Cara yang lain?  (22 April 2015) 

No comments:

Post a Comment